Kisah
Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Jarak
waktu setelah meninggal nya Nabi Isa a.s. hingga kelahiran Nabi Muhammad saw
sangat panjang. Kala itu masyarakat Arab benar-benar berada dalam masa kegelapan. Mereka sudah melupakan ajaran
Tauhid yang telah disampaikan Nabi-nabi terlebih dahulu. Moral mereka
benar-benar rusak, mereka menyembah berhala,berjudi,minum arak, mencuri dan
merampok, bahkan mereka tega mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka.
Masa itu dinamakan masa jahiliah
(kebodohan), di tengah-tengah masa jahiliah masyarakat iArab itu, lahirlah Nabi
Muhammad saw, sebagai nabi terakhir. Nabi Muhammad saw lahir pada hari Senin
tanggal 12 Rabiulawal Tahun Gajah yang bertepatan dengan 17 April 571 Masehi.
Nabi Muhammad saw adalah putra dari Abudullah bin Abdul Muthalib dan Aminah Az
Zuhriyah. Semasa hidup nya, Abudullah bin Abdul Muthalib (ayah Nai Muhammad)
adalah seorang Pedagang.
Abudullah sering melakukan perjalanan
dagang bersama saudara-saudara nya, bahkan Abudullah meninggal dunia karena sakit
saat melakukan perjalanan dagang dari Mekkah
ke Madinah, tidak banyak catatan tentang Abudullah. Beberapa sumber
menyebutkan bahwa Abudullah adalah sosok seseorang yang paling bagus rupa dan
akhlaknya diantara suku Quraisy. Abudullah terkenal juga sebagai orang
yang ramah dan tidak pernah menyakiti perasaan orang lain.
Abudullah meninggal dunia disaat Nabi
Muhammad saw masih berada dalam kandungan ibunya yaitu Aminah, saat itu
kandungan Aminah berusia tiga bulan, nabi Muhammad lahir dalam keadaan yatim.
Tatkala nabi Muhammad saw lahir, kakek nya yang bernama Abdul Muthalib sangat
senang, karena beliau dapat menggendong Muhammad dan membawanya masuk kedalam
Kakbah. Lalu ia berdoa kepada Allah Swt. Dan kemudian dia memuji-Nya, setelah
itu, ia member bayi itu nama Muhammad yang artinya “orang yang terpuji”.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad saw
dinamakan Tahun Gajah, karena beberapa waktu sebelum kelahiran Nabi Muhammad
saw Raja Abrahah dari Ethiopia dengan pasukan gajahnya menyerang Mekkah, mereka
bermaksud untuk menghancurkan Kakbah. Penyerangan tersebut gagal karena Allah
Swt melindingi Kakbah dengan mengirimkan burung Ababil yangmelempari Abrahah
dan pasukan bergajahnya dengan batu kerikil. Abrahah mati dalam peristiwa
tersebut.
Riwayat penyerangan Abrahah tercantum
dalam firman Allah Surah Al-Fil/105:15
B.
Masa Kanak-kanak Nabi Muhammad Saw
Sudah kebiasaan masyarakat Arab untuk
menyusukan anak-anak mereka kepada wanita-wanita Badui’ (Pedalaman). Begitu
juga yang dilakukan Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad saw. Awalnya Muhammad
disusui oleh Suwaibah Al-Aslamiyah, terakhir Muhammad disusui oleh Halimah As
Sa’diyah. Halimah adalah seorang wanita Badui’, ia datang ke rumah Abdul
Muthalib dan menawarkan diri untuk menyusui Muhammad.
Halimah membawa Muhammad tinggal
dirumahnya selama disusui. Selama tinggal bersama Halimah, Muhammad kecil
tumbuh dalam kesederhanaan dan kepolosan lingkungan Badui’, sejak kecil
Muhammad. Sejak kecil Muhammad mempunyai sifat lembut dan penuh kasih sayang,
Muhammad sering menggembala kambing bersama teman-teman sepersusuannya.
Muhammad diasuh oleh Abdul Muthalib.
Pada usia 4 tahun, Muhammad
dikembalikan kepada ibu dan kakeknya, ketika Muhammad berusia 6 tahun ibunya,
Aminah meninggal dunia. Setelah ibunya
meninggal, Muhammad diasuh oleh Abdul Muthalib.
Abdul Muthalib mengasuh Muhammad
selama 2 tahun. Beliau meninggal dunia saat Muhammad berusia 6 tahun, setelah
kakeknya meninggal, Muhammad tinggal dan diasuh oleh pamannya yang bernama Abu
Thalib, Abu Thalib Adalah saudara kandung Abudullah (ayah Muhammad).
Abu Thalib sangat menyayangi Muhammad.
Kasih sayang beliau kepadanya sama dengan kasih sayang beliau kepada putranya
sendiri, dalam asuhan Abu Thalib, Muhammad tumbuh menjadi pemuda yang baik,
Muhammad terjaga dari kebodohan masyarakat Arab, sehingga ia terkenal sebagai
orang yang sangat bisa dipercaya,jujur,dan jauh dari perbuatan keji.
Orang-orang Quraisy menjulukinya dengan sebutan Al-Amin (Orang yang dapat
dipercaya).
Pada saat Muhammad berusia 15 tahun,
Di Mekkah terjadi peperangan antara suku Quraisy dan Kihanah di satu pihak,
dengan suku Qais Alian di pihak lain. Muhammad ikut aktif dalam peperangan
tersebut,beliau berperan sebgai pengumpul anak panah bagi paman-pamannya.
Peperangan ini dikenal dengan sebutan Harbul Fijar. Dari sinilah Muhammad
mengenal peperangan,keprajuritan,dan kepahlawanan, Saat Muhammad semakin
dewasa, beliau mulai berusaha sendiri memenuhi kebutuhan hidup nya dengan
berdagang. Muhammad pun menjadi pedagang yang jujur sehingga dipercayai banyak
orang.